EFEKTIVITAS ORGANISASI
SATUAN PELAKSANA
PENANGGULANGAN BENCANA
DAN PENANGANAN PENGUNGSI
KABUPATEN KEBUMEN

Oleh :
WITOJO PRIJO
LAKSONO
NIM : P2FB01023
Diajukan Untuk Menyusun Tesis pada Program Studi
Ilmu Administrasi Publik Program Pascasarjana
Universitas
Jenderal Soedirman
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2005
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman
Judul ...................................................................................................... i
Halaman
Pengesahan ............................................................................................ ii
Halaman
Pernyataan ............................................................................................. iii
Halaman
Persembahan ......................................................................................... iv
Halaman
Motto..................................................................................................... v
Ringkasan.............................................................................................................. vi
Summary............................................................................................................... vii
Kata
Pengantar...................................................................................................... vii
Daftar
Isi .............................................................................................................. x
Daftar
Tabel ......................................................................................................... xi
Daftar
Gambar ..................................................................................................... xii
Daftar
Lampiran ................................................................................................... xiii
BAB
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B.
Perumusan Masalah ............................................................................ 15
C.
Tujuan Penelitian ................................................................................. 15
D.
Kegunaan Penelitian ............................................................................ 15
BAB
II. KERANGKA DASAR TEORI
A.
Model Pendekatan Efektivitas Organisasi ............................................ 16
B.
Definisi Konseptual ............................................................................. 25
C.
Definisi Operasional ............................................................................ 25
BAB
III. METODE PENELITIAN DAN ANALISIS
A.
Metode yang Digunakan ..................................................................... 26
B.
Fokus penelitian .................................................................................. 26
C.
Lokasi Penelitian dan Obyek Penelitian ............................................... 27
D.
Sasaran Penelitian ............................................................................... 27
E.
Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 27
F.
Teknik Pemilihan Informan .................................................................. 28
G.
Analisa Data ....................................................................................... 29
H.
Validitas Data ..................................................................................... 30
BAB
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................... 33
B.
Profil Organisasi Satuan Pelaksana Penanggulangan
Bencana
dan
Penanganan Pengungsi (Satlak PBP) Kabupaten Kebumen ........... 37
C.
Tahap Penanggulangan Bencana .......................................................... 50
D.
Perlengkapan, Biaya dan Pelatihan ...................................................... 57
E.
Analisis dan Interpretasi Data .............................................................. 59
BAB
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan ........................................................................................ 65
B.
Saran ................................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.
Data Banyaknya Bencana, Korban dan Kerugian Di
Indonesia ................................... 2
2.
Data Lokasi Bencana Banjir dan Kerugiannya Tahun 2001.......................................... 5
3.
Data Lokasi Bencana Tanah Longsor dan Kerugiannya Tahun
2001............................ 6
4.
Data Lokasi Bencana Alam Banjir dan Kerugiannya Tahun
2002................................. 7
5.
Data Lokasi Bencana Alam Tanah Longsor dan Kerugiannya
Tahun 2002................... 8
6.
Data Lokasi Bencana Alam Angin Topan dan Kerugiannya
Tahun 2002...................... 9
7.
Data Lokasi Bencana Alam Banjir dan Kerugian 31 September 2003......................... 10
8.
Data Lokasi Bencana Alam Tanah Longsor dan Kerugiannya per 31
September 2003 11
9.
Data Lokasi Bencana Angin Topan Longsor dan
Kerugiannya
per 3 September 2003 12
10. Daftar
Tabel Luas Wilayah Kecamatan dan Banyaknya Desa/Kelurahan Tahun 2002 34
11. Jumlah
Penduduk dan Rata-Rata Penduduk................................................................ 36
12. Data
Alat/perlengkapan Penanggulangan Bencana Kabupaten Kebumen 2003............. 58
13. Data
Dana Penanggulangan Bencana Alam Kabupaten Kebumen................................ 59
14. Jumlah
Peserta Pelatihan Dalam Rangka Penanggulangan Bencana Tahun 2003 59
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
- Tiga Perspektif Efektivitas..................................................................................... 20
- Sebab Efektivitas.................................................................................................. 21
- Analisis Interaktif.................................................................................................. 30
- Bagan Struktur Organisasi Satlak Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Kabupaten Kebumen 46
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat, melimpahkan taufik dan hidayah-Nya sehingga dapat
tersusun tesis ini dengan judul “Efektivitas Organisasi Satuan Pelaksana
Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi Kabupaten Kebumen” yang
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S2 Program Studi
Magister Administrasi Publik Pasca Sarjana Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto.
Organisasi Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana
dan Penanganan Pengungsi (Satlak PBP) mempunyai peranan yang strategis dalam
mengatasi bencana yang terjadi sewaktu-waktu sehingga dapat memperkecil
kemungkinan adanya korban.
Namun demikian, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini masih
banyak kekurangannya, pepatah menyatakan “tiada gading yang tak retak” tiada
sesuatu hasil karya manusia yang tidak lepas dari kekurangan maupun
kekeliruan. Yang perlu kita sadari bahwa
tiada sesuatu usaha yang besar tanpa diawali dari usaha yang lebih kecil.
Tesis ini dapat tersusun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, oleh karena itu perkenankanlah penulis ucapkan terima kasih kepada :
- Bapak Drs. Andi Antono, M.si. selaku dosen pembimbing I.
- Bapak Drs. H Bahtarudin, M.si. selaku dosen pembimbing II
- Bapak Dr. P. Irawan Setyoko, M.S. selaku dosen penguji
- Ibu Dra. Wahyuningrat, M.si. selaku dosen penguji
- Ibu Bupati Kebumen yang telah memberikan kesempatan belajar di MAP Unsoed Purwokerto
- Bapak Wakil Bupati Kebumen selaku pelaksana harian dan segenap anggota Satlak PBP Kabupaten Kebumen
- Semua pihak yang telah membantu penulis baik moril maupun materiil yang tidak dapat disebutkan satu persatu
Harapan penulis semoga amal baik bapak serta ibu
yang telah membantu penulis mendapat imbalan yang lebih dari Allah SWT.
Akhirnya, walaupun tesis ini masih jauh dari sempurna, semoga dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang memerlukan.
Purwokerto,
16 Agustus 2004
Penulis
TESIS
EFEKTIVITAS ORGANISASI
SATUAN PELAKSANA
PENANGGULANGAN BENCANA
DAN PENANGANAN
PEGUNGSI
KABUPATEN KEBUMEN
Oleh :
Witojo Prijo Laksono
NIM : P2FB01023
Telah dipertahankan
di depan Tim Penguji
Pada tanggal 16
Agustus 2004
- Drs. Andi Antono, M.Si : ……………………………..
Pembimbing I / Penguji
- Drs. H Bahtarudin, M.Si : ……………………………..
Pembimbing II / Penguji
- Dr. P. Israwan Setyoko, M.S : ……………………………..
Penguji
- Dra. Wahyuningrat, M.Si : ……………………………..
Penguji
Purwokerto, 2004
PROGRAM PASCA
SARJANA
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Direktur Ketua
Program Studi
Ilmu Administrasi Publik
Dr. Ir. Sudjarwo Dr. P. Israwan Setyoko, M.S
NIP. 130529551
NIP. 131569009
PERNYATAAN
KEASLIAN TESIS
Saya yang
bertanda tangan di bawah ini :
Nama : WITOJO PRIJO LAKSONO
NIM
: P2FB01023
Program
Studi : Pascasarjana Ilmu
Administrasi Publik
Menyatakan
dengan sesungguhnya bahwa dalam tesis ini merupakan hasil karya saya dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
di tulis orang lain kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Purwokerto,……………2005
Yang membuat pernyataan
Witojo Prijo Laksono
PERSEMBAHAN
Perkenan
dari Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya
Kupersembahkan
karya ini
untuk :
Istriku Hj. S. Umi Daryati,
dan Anak-Anakku
Agung Wisnu Yudhiatmiko, SE
Banjar Pamungkas Widyatmoko,
SH
Motto
Dan hendaklah kamu menyembah-Ku (Allah SWT).
Inilah
jalan yang lurus
(Al Qur’an Surat Yaasiin : 61)
RINGKASAN
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui, mengkaji dan menganalisa tingkat efektivitas
organisasi Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi
(Satlak PBP). Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rekomendasi atas
permasalahan yang berkaitan dengan bencana dan penanganan pengungsi. Dengan
harapan dapat memberikan sumbangan Pemerintah Kabupaten Kebumen dalam
Pemberdayaan Organisasi Satlak PBP Kabupaten Kebumen secara optimal.
Metode
penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dengan
menganalisa hasil wawancara, data primer dan sekunder yang tersedia di
Sekretariat Satlak PBP Kabupaten Kebumen.
Hasil
penelitian dan analisis variabel efektivitas menunjukkan bahwa Organisasi
Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (Satlak PBP)
Kabupaten Kebumen dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam upaya
penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi di Kabupaten Kebumen telah
melaksanakan sesuai yang direncanakan sehingga cukup efektif.
Dari hasil
penelitian ini, diberikan rekomendasi untuk mengoptimalkan kinerja organisasi
Satlak PBP dan peningkatan pelayanan yang cepat dan tepat, beberapa saran dapat
dikemukakan sebagai berikut : (1) perlunya penambahan alat komunikasi guna
mempercepat arus komunikasi atau pelaporan bila terjadi bencana khususnya di
wilayah yang rawan bencana, (2) di dalam meningkatkan kinerja dan pelayanan
perlu ada pelatihan/ketrampilan bagi anggota Satuan Perlindungan Masyarakat
maupun anggota Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Penanganan
Pengungsi, (3) perlu koordinasi secara berkala guna mengantisipasi kemungkinan
terjadinya bencana.
Penelitian ini
mempunyai beberapa keterbatasan, yaitu penelitian ini menggunakan asumsi bahwa
responden memahami kondisi organisasi Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana
dan Penanganan Pengungsi, dimana responden menjadi anggota Satlak PBP Kabupaten
Kebumen
Kata Kunci : Efektivitas,
Organisasi, Penanggulangan, Bencana, Pengungsi
SUMMARY
This
Research aim to know, to studying and analysing organizational effectiveness
storey Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (Satlak
PBP). Result of this research serve the purpose of recommend for problems related to disaster and refugee handling. On
the chance of can give the Governmental contribution of Regency Kebumen in
Organizational Enableness of Satlak PBP of Regency Kebumen in an optimal
fashion.
Research method used by descriptive research
method qualitative with analysing result of interview, data of available and
sekunder primary in Secretariat of Satlak PBP of Regency Kebumen.
Result of research and analyse the
effectiveness variable indicate that the Organization Satuan Pelaksana
Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (Satlak PBP) Regency Kebumen in
running duty and its function in the effort overcoming of disaster and refugee
handling in Regency Kebumen have executed as planned so that enough is
effective.
Than this research result, is given by a
recommendation to be optimal of organizational performance Satlak PBP and
make-up of service which quickly and precisely, some suggestion can be opened
as follows : (1) the importance of addition of communication means utilize to
quicken the current of communications or reporting if/when happened by the
disaster specially in region which disaster gristle, (2) in improving
performance and service need there is training / skilled for member Set of
Protection of Society and also member Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana
dan Penanganan Pengungsi, (3) periodical coordination need utilize to
anticipate the possibility of the happening of disaster.
This research have some limitation, that is
this research use the assumption that responder comprehend the organizational
condition Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi,
where responder become the member of Satlak PBP of Regency Kebumen
Key words : Effectiveness, Organizational, Overcoming,
Disaster, Refugee
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana, khususnya bencana alam, merupakan fenomena alam, fenomena
geologis dan geofisis yang prosesnya tidak dapat dicegah oleh manusia. Namun fenomena ini dapat diredam dampaknya.
Penanganan bencana pada dasarnya ditujukan sebagai upaya untuk meredam dampak
dan memperkecil korban jiwa, kerusakan dan kerugian akibat terjadinya bencana,
melainkan mencegah dampak, memperkecil dampak sehingga korban dan kerugian
dapat diminimalisasi.
Bencana adalah suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan
oleh alam dan atau manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia,
kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana prasarana dan
fasilitas umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan
penghidupan masyarakat (Bakornas 1999). Penyebab bencana yang diakibatkan oleh
alam antara lain; gunung api, gempa bumi, banjir, angin topan dan
lain-lain. Sedangkan bencana alam
disebabkan ulah manusia antara lain kerusakan-kerusakan lingkungan karena
limbah industri.
Data yang ada di Bakornas (Suprayitno, 2003:56-57) menunjukkan, berbagai
bencana yang terjadi di Indonesia kurun waktu 1996-1997 telah terjadi 991
bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, banjir, angin topan, tsunami,
kekeringan dan lain-lain) dan 1776 bencana non alam (kebakaran, kecelakaan
kapal laut, kereta api, kerusuhan dan lain-lain) sebagaimana tertera dalam
tabel 1 di bawah ini :
Tabel 1. Data
Banyaknya Bencana, Korban dan Kerugian Di Indonesia
No
|
Tahun
|
Frekuensi
|
Korban
|
Jumlah Penderita (org)
|
Kerugian (Rp)
|
||
Bencana alam
|
Bencana non alam
|
Meninggal
|
Luka-luka
|
||||
1
|
1996-1997
|
991
|
1776
|
996
|
442
|
1.537.213
|
-
|
2
|
1997-1998
|
368
|
753
|
-
|
-
|
484.163
|
242.850 M
|
3
|
2000
|
57
|
16
|
541
|
-
|
40.005
|
1,541 Trilyun
|
4
|
2001
|
87
|
46
|
165
|
159
|
-
|
79,21 M
|
Sumber :
Bakornas
Penanggulangan bencana khususnya penyelamatan akibat bencana alam dan
bencana lainnya merupakan tugas nasional yang harus dilaksanakan secara
terkoordinasi oleh berbagai pihak yang perlu dimantapkan. Melalui peningkatan kemampuan organisasi
kualitas sumber daya manusia, manajemen serta sarana dan prasarana agar mampu
menyelenggarakan bantuan penyelamatan dengan cepat dan tepat.
Kabupaten Kebumen merupakan daerah yang rawan bencana alam utamanya
adalah tanah longsor yang meliputi 11 kecamatan, yaitu : Ayah, Buayan,
Rowokele, Sempor, Karanggayam, Karangsambung, Poncowarno, Padureso, Sadang,
Sruweng dan Alian. Adapun untuk
rawan banjir meliputi delapan kecamatan
yaitu : Ayah, Kuwarasan, Adimulyo, Puring, Bonorowo, Mirit, Prembun, dan
Kebumen. Sedangkan empat kecamatan rawan bencana angin topan yaitu : Ayah,
Sempor, Karanggayam dan Sadang. Terjadinya berbagai bencana yang melanda
Kabupaten Kebumen baik yang disebabkan oleh faktor alam (banjir, tanah longsor)
maupun faktor non alam (ulah manusia) kebakaran hutan, mengakibatkan
penderitaan bagi masyarakat baik berupa korban jiwa manusia maupun kerusakan lingkungan.
Tahun 2001 Kabupaten Kebumen terjadi bencana banjir pada 16 kecamatan
meliputi 144 desa dengan korban manusia satu orang meninggal dunia, kerusakan
sawah 1759 Ha, tegalan 3398 Ha, jalan 120 meter, tempat ibadah satu buah,
sekolah 73 buah rumah rusak berat 13 buah, rumah rusak ringan 33 buah dan rumah
yang hancur 3 buah dengan kerugian sebesar Rp. 10.148.369.950,00 Rincian
selengkapnya dilihat pada tabel 2.
Bencana tanah longsor tahun 2001 pada 12 kecamatan
meliputi 60 desa dengan korban dan kerusakan sebagai berikut ; korban manusia
meninggal dunia 12 orang serta luka parah 2 orang, sawah 82 Ha, tegalan 70 Ha,
jalan 895 meter, jembatan 20 buah, tempat ibadah 4 buah, sekolahan 4 buah,
rumah rusak berat 196 buah, rumah hancur 121 buah, dan rusak ringan sebanyak
1368 buah dengan kerugian Rp. 14.602.240.000,00. Secara rinci dapat dilihat
pada tabel 3
Pada tahun 2002 bencana alam bencana alam banjir
menimpa Kabupaten Kebumen pada 5 kecamatan meliputi 23 desa dengan kerusakan
antara lain ; sawah 389,25 Ha, jalan 479 meter, jembatan 4 buah, rumah rusak
berat 3 buah dan rumah hancur 1 buah dengan total kerugian Rp 338.000.000,00.
Untuk jelasnya rinciannya tercantum pada tabel 4.
Bencana tanah longsor untuk tahun 2002 terjadi di
Kabupaten pada 5 kecamatan meliputi 13 desa dengan korban dan kerusakan ;
meninggal dunia satu orang, luka parah satu orang, jalan 240 meter, rumah rusak
berat 15 buah, rumah hancur 2 buah dan rumah rusak ringan 39 buah. Total kerugian sebesar Rp 624.000.000,00
Secara rinci dapat dilihat pada tabel 5.
Bencana angin topan tahun 2002 menimpa 3 kecamatan
meliputi 5 desa di Kabupaten Kebumen dengan kerusakan antara lain; rumah rusak
berat 9 buah, rumah rusak ringan 24 buah serta kerugian keseluruhan Rp
44.150.000,00. Untuk jelasnya dilihat
pada tabel 6
Tahun 2003 bencana alam banjir yang tercatat sampai
dengan tanggal 31 September 2003, terjadi pada 10 kecamatan, yang meliputi 46
desa dengan kerusakan antara lain; sawah 1365,5 Ha, jembatan 3 buah, jalan 1000
meter dan rumah rusak ringan 23 buah.
Total kerugiannya adalah Rp 2.952.600.000,00. Data selengkapnya ada pada
tabel 7
Bencana tanah longsor yang tercatat sampai dengan
tanggal 31 September 2003, menimpa 12 kecamatan yang meliputi 21 desa sebagai
korban dan kerusakannya antara lain; luka parah satu orang, jalan 305 meter,
jembatan 5, rumah rusak berat 38 buah, rumah hancur 4 buah dan rumah rusak
ringan 50 buah. Kerugian seluruhnya Rp
1.019.650.000,00. Data secara rinci ada
pada tabel 8.
Memperhatikan tingkat kerusakan akibat bencana, khususnya bencana alam
(banjir, tanah longsor, angin topan) seperti yang tercantum pada tabel 2 sampai
8 maka dibutuhkan penanganan yang optimal oleh Satlak PBP. Penanganan bencana dan pengungsi dilaksanakan
oleh Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (Satlak
PBP) yang merupakan lembaga non structural yang mengkoordinasikan dan
mengendalikan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi di Kebumen.
Penanganan
bencana oleh Satlak PBP dirasakan belum optimal disebabkan antara lain :
1.
Peringatan dini kemungkinan terjadi bencana dari
pemerintah kabupaten belum direspon/menjangkau semua desa/daerah yang rawan
bencana.
2.
Laporan terlambat karena alat komunikasi yang belum
memadai atau lokasi bencana jauh dari pusat pemerintahan desa, laporan
terlambat.
3.
Belum semua instansi/lembaga anggota Satlak PBP yang
menangani bencana dapat melaksanakan kegiatannya secara tepat pada saat terjadi
bencana.
4.
Pemberian bantuan bagi korban bencana kadang terlambat
karena lokasi bencana jauh dan jalan menuju lokasi tidak dapat dilewati
kendaraan.
5.
Penanganan pasca bencana belum ditindaklanjuti oleh
warga korban bencana, walaupun pemerintah telah membangun / memperbaiki
fasilitas umum.
Untuk
mengoptimalkan penanganan bencana oleh Satlak PBP maka perlu dukungan
organisasi yang mantap dan sarana prasarana yang memadai serta dukungan lembaga
pelaksana (anggota) yang proaktif.
Pada dasarnya penanggulangan bencana tidak mungkin dapat dilaksanakan
oleh salah satu sektor/instansi/departemen saja, melainkan merupakan kegiatan
lintas sektor dan bidang agar dapat dicapai hasil maksimal yang berdaya guna
berhasil guna. Kegiatan ini harus
dilaksanakan secara terkoordinasi, tepadu dan terkendali sejak dari tahap
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
Dengan demikian untuk menanggulangi bencana diperlukan kegiatan
pengorganisasian yang terkoordinir karena melibatkan berbagai instansi
(organisasi) pemerintah maupun masyarakat mulai dari pencegahan, kesiapsiagaan,
tanggap darurat dan rehabilitasi akibat bencana. Menurut Pamudji (1977 : 38-39)
:
“Dalam suatu organisasi manapun pekerjaan
dibagi-bagi dan dilaksanakan kepada sejumlah unit-unit dan koordinasi yang
memadai tidak datang karena kebetulan saja dan perlu kiranya untuk memikirkan
secara hati-hati mengenai hubungan horizontal dalam organisasi.”
Terjadinya bencana di Kabupaten Kebumen seperti data pada tabel 2 sampai
dengan tabel 8 diatas, penanganannya oleh Satlak PBP dibutuhkan penanganan yang
optimal, kecepatan menangani dan meminimalkan korban, disamping karena memang
bencana alam datangnya mendadak, sehingga diperlukan koordinasi yang mantap dan
pembagian kerja yang tegas.
Dengan demikian penelitian ini dilakukan guna ikut membantu menganalisis
organisasi penanggulangan bencana Kabupaten Kebumen yaitu Satuan Pelaksana
Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (Satlak PBP) agar efektif
sesuai yang diinginkan oleh Pemerintah Kabupaten Kebumen maupun warga
masyarakat Kabupaten Kebumen.
B. Perumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah tersebut diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut :
Bagaimana
efektivitas organisasi Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Penanganan
Pengungsi dalam melaksanakan tugas penanggulangan bencana dan penanganan
pengungsi di Kabupaten Kebumen?
C. Tujuan
Penelitian
1.
Untuk mengetahui, mengkaji dan menganalisis tingkat
efektivitas organisasi Satlak PBP Kabupaten Kebumen.
2.
Untuk dapat digunakan sebagai rekomendasi atas
permasalahan yang berkaitan dengan bencana dan penanganan pengungsi.
D. Kegunaan
Penelitian
1.
Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Kebumen
untuk merumuskan kebijakan dslam penanggulangan bencana dan penangan pengungsi.
2.
Bahan masukan kajian kebijakan publik tentang
penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi.
BAB
II
KERANGKA
DASAR TEORI
A.
Model Pendekatan Efektivitas Organisasi
Menurut Mc Farland (dalam Soewarno, 1980:42) organisasi adalah ”suatu
kelompok manusia yang dapat dikenal yang menyumbangkan usahanya terhadap
tercapainya suatu tujuan.” Sedangkan
menurut James D Mooney (dalam Djamaludin, Supardan 1997:52) organisasi adalah
”sebagai bentuk setiap perserikatan orang-orang untuk pencapaian suatu tujuan
bersama.” Definisi organisasi
menurut Soewarno (1980:42-43) adalah : ”Perpaduan bagian-bagian yang
saling ketergantungan berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat
melalui kewenangan, kordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang
telah ditentukan.” Menurut Prajudi
(1982-77) organisasi adalah : “suatu bentuk kerjasama antara sekeompok orang
berdasarkan suatu perjanjian untuk bekerja sama guna mencapai suatu tujuan
bersama yang tertentu.”
Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah
wahana kegiatan daripada orang-orang yang bekerja sama dalam usahanya mencapai
tujuan. Dalam wahana kegiatan ini setiap
orang harus jelas tugas, wewenang dan tanggung jawabnya, hubunbgan dan tata
kerjanya.
Suatu organisasi dikatakan berhasil (tidak berhasil) baik secara
operasional maupun dalam pencapaian misi, diukur dengan konsep
efektivitas. Melakukan pengukuran
terhadap efektivitas suatu organisasi tidaklah sederhana dan mudah, karena
efektivitas dapat ditinjau dari berbagai macam sudut pandang dan sangat
tergantung siapa yang menilainya.
Konsep efektivitas pada definisi yang dikemukakan adalah subyektif sebagai
contoh bahwa Seorang pelaku bisnis ukuran yang digunakan adalah berapa
keuntungan yang didapat dalam investasinya.
Sebuah fakultas ukuran efektivitasnya mungkin dari jumlah lulusan yang
mendapat pekerjaan atau melihat kenaikan atau penurunan presentase penerimaan
mahasiswa baru.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa agak sulit untuk mendefinisikan konsep
organisasi yang bisa diterima semua pihak, karena setiap organisasi mmpunyai
karakteristik dan acuan yang berbeda sehingga definisi yang digunakan mampu menjelaskan
yang mendasar dan berlaku secara umum dan mudah untuk pengukurannya.
Menurut Richard M Steer (1984 : 45 – 50)
konsep efektivitas ada dua model yaitu :
1.
Model efektivitas yang Univariasi yaitu melekat konsep
efektivitas dari sudut terpenuhinya beberapa criteria akhir dengan selalu
menggunakan salah satu ukuran sebagai variabel.
Jadi efektivitas organisasi pada model ini adalah sejauh mana organisasi
melaksanakan seluruh tugas pokoknya atau mencapai semua sasaran.
2.
Model efektivitas yang multivariasi yaitu konsep
efektivitas dengan kerangka tugas yang bervariasi dan menggunakan criteria
keseluruhan, jadi efektivitas organisasi pada model ini harus memperhatikan
fungsi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Dalam penelitian ini model yang akan digunakan adalah model efektivitas
yang univariasi karena mudah dipahami dan mudah pengukuran variabelnya. Pengukuran konsep akan terlihat pada konsep
operasional dan dituangkan pada pedoman wawancara kepada narasumber yang
selanjutnya sebagai informasi dan analisis data.
Menurut Campbell (dalam Richard M Steer, 1984 : 45) berbagai ukuran yang
digunakan untuk menentukan keberhasilan organisasi dan yang paling menonjol
diantaranya adalah :
1.
Keseluruhan prestasi
2.
Produktivitas
3.
Kepuasan kerja pegawai
4.
Laba atau tingkat penghasilan dan penanaman modal
5.
Keluarnya karyawan
Menurut Thorndike (dalam Richard M
Steer, 1984 : 45) mengemukakan kriteria efektivitas organisasi adalah :
1.
Produktivitas
2.
Laba bersih
3.
Penyelesaian misi
4.
Pertumbuhan
5.
Stabilitas organisasi
Menurut Goodman dan Penning (dalam Stephen P Robbins, 1994 : 55)
mengemukakan kriteria mengenai efektivitas organisasi yaitu :
1.
Efektivitas keseluruhan
2.
Produktivitas
3.
Efisiensi
4.
Tingkat keuntungan
5.
Kualitas
6.
Kecelakaan
7.
Pertumbuhan
8.
Kemangkiran
9.
Pergantian pegawai
10. Kepuasan
kerja
11. Motivasi
12. Moral/semangat
juang
13. Kontrol
14. Konflik
15. Penyesuaian
16. Perencanaan
dan penetapan tujuan
17. Konsensus
mengenai tujuan
18. Internalisasi
tujuan organisasi
19. Peranan
dan norma
20. Ketrampilan
interpersonal manajerial
21. Ketrampilan
manajerial
22. Manajemen
informasi dan komunikasi
23. Kesiapan
24. Pemanfaatan
lingkungan
25. Evaluasi
pihak luar
26. Stabilitas
27. Nilai
sumber daya manusia
28. Partisipasi
dan pengaruh yang digunakan bersama
29. Penekanan
pada pelatihan dan pengembangan
30. Penekanan
pada performance
Sedangkan menurut Tom Peters dan Robert Waterman (dalam Stephen P Robbins, 1994 : 57) mengemukakan
karakteristik untuk mengukur efektivitas organisasi pada perusahaan kelas dunia
seperti : Mc Donald, Du Pont dan Proctor and Gamble sebagai berikut :
1.
Organisasi itu mempunyai bias terhadap tindakan dan penyelesaian
pekerjaan
2.
Anggota organisasi selalu dekat dengan para pelanggan
agar dapat mengerti secara penuh kebutuhan pelanggan
3.
Organisasi memberi para anggotanya suatu tingkat
otonomi yang tinggi dan memupuk semangat kewirausahaan
4.
Organisasi berusaha meningkatkan produktivitas melalui
partisipasi anggotanya
5.
Anggota organisasi mengetahui tujuan dan terlibat
secara penuh dalam proses pekerjaan
6.
Anggota organisasi paham dan mengerti misi organisasi
7.
Struktur organisasi yang dimiliki adalah ramping, luwes,
dan sederhana
8.
Organisasi mengontrol ketat nilai inti organisasi dan
di pihak lain mendorong inovasi dan pengambilan keputusan yang luwes
Menurut Gibson, Ivancevich, Donnelly (1996 : 6) suatu organisasi dapat
efektif atas tiga tingkat perspektif efektivitas yaitu : tingkat paling dasar
adalah efektivitas individual dengan menekankan pada kinerja tugas dari anggota
tertentu dalam organisasi, individu jarang bekerja sendiri dalam bentuk isolasi
dari rekan lain dalam organisasi sehingga masih diperlukan perspektif lain dari
efektivitas yaitu efektivitas kelompok yang secara sederhana adalah jumlah
kontribusi seluruh anggota dalam mengerjakan sesuatu kegiatan tertentu. Perspektif yang ketiga adalah keseluruhan
kinerja individu maupun kelompok yang secara sinergi melakukan rangkaian
kegiatan pada suatu prestasi tertentu.
Masing-masing tingkat efektivitas dapat dipandang sebagai suatu sebab
variabel oleh individu lain (ini berarti sebab-sebab efektivitas) sebagaimana
pada gambar berikut ini
Gambar 1. Tiga Perspektif
Efektivitas
![]() |

Menurut Robbins (1994 : 58)
dalam menilai efektivitas suatu organisasi, baik publik maupun privatisasi
terdapat sejumlah pendekatan yang digunakan antara lain :
1.
Goal Attainment Approach (pendekatan pencapaian
tujuan)
2.
Sistem Approach (pendekatan sistem)
3.
Strategic Constituancies Approach (pendekatan
konstituensi strategi)
4.
Competing Values Approach (pendekatan
nilai-nilai bersaing)
Pendekatan pencapaian tujuan (Goal Attainment Approach) menurut Charles
Perrow (dalam Stephen Robbins 1994 : 58) :
“Keefektifan
sebuah organisasi harus dimiliki dari pencapaian tujuannya (ends)
daripada caranya (means), termasuk kriteria pencapaian tujuan antara
lain adalah memaksimalkan laba membuat pasien sembuh, memaksa musuh menyerah
dan sebagainya, kesamaannya adalah semua memperhatikan tujuan (ends).”
Pendekatan pencapaian tujuan mengasumsikan bahwa organisasi adalah
kesatuan yang dibuat dengan sengaja, rasional dan mencari tujuan, sehingga
pencapaian tujuan yang berhasil menjadi ukuran yang tepat keefektifan
organisasi.
Pendekatan lainnya dalam menilai efektivitas suatu organisasi adalah
pendekatan sistem (System Approach) Ephrain. Y dan Stainley (dalam
Stephen Robbins 1994-64) bahwa menetapkan keefektifan organisasi hanya dari
hasil pencapaian tujuan merupakan ukuran yang tidak sempurna. Organisasi juga harus dinilai berdasarkan
kemampuan untuk memperoleh masukkan, memproses, menjelaskan keluaran dan
mempertahankan stabilitas serta keseimbangan.
Model
pendekatan sistem ini tujuan akhir tidak diabaikan. Model ini menekankan pada peningkatan
kelangsungan hidup berorganisasi dalam jangka panjang, antara lain :
a.
Kemampuan organisasi untuk memperoleh sumber
b.
Mempertahankan organisasi secara internal
c.
Berintegrasi dengan lingkungan eksternal
Sehingga model
pendekatan sistem tidak pada tujuan akhir tetapi pada cara yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan akhir.
Menurut Jeffrey, PF dan G, Salau Rih (dalam Stephen Robbin 1994:68) :
“Model pendekatan konstitusi strategis (Strategic Constituencies Approach).
Organisasi efektif apabila dapat memenuhi tuntutan konstituensi
(pemilik/pendukung) yang ada dalam lingkungan organisasi.”
Pendekatan ini
sama dengan pendekatan sistem hanya berbeda penekanannya, yaitu pendekatan
konstituensi strategi tidak memperhatikan semua lingkungan organisasi, jadi
pendekatan ini hanya memenuhi besar tuntutan di dalam lingkungan yang besar
mengancam kelangsungan hidup organisasi.
Sedangkan menurut Robert EQ dan J, Rohrbough (dalam Stephen Robbin 1994 :
64) :
“Model
pendekatan nilai-nilai bersaing (Competitive Values Approach) adalah
keefektifan organisasi diketahui secara menyeluruh jika diadakan identifikasi
seluruh variabel utama pada keefektifan kemudian ditentukan variabel-variabel
yang saling berhubungan”.
Menurut H Emerson (dalam Suwarno 1980
: 16) menjelaskan arti daripada efektivitas ialah : “pengukuran dalam
arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.” Jelasnya bila sasaran atau tujuan telah
tercapai sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya adalah efektif.
Dari pembahasan mengenai model maupun perspektif dari konsep efektivitas
organisasi, maka selanjutnya untuk lebih mengetahui tingkat efektivitas
organisasi yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa pendekatan
pencapaian tujuan guna mengukur tingkat efektivitas organisasi satu pelaksana
Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi Kabupaten Kebumen.
Menurut
Stephen Robbin (1994 : 58) ; “Sebuah
organisasi adalah mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, oleh
karena itu tidak heran jika kita jumpai bahwa pencapaian tujuan merupakan
kriteria yang paling banyak digunakan untuk menentukan keefektifan”
Organisasi erat hubungannya dengan tugas dan fungsi serta sebagai sarana
untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan, sehingga pencapaian tujuan
merupakan kriteria yang paling banyak digunakan untuk menentukan keefektifan
organisasi.
Obyek
penelitian adalah organisasi atau Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan
Penanganan Pengungsi (Satlak PBP) maka pengukuran yang akan dilakukan terhadap
efektivitas dengan pendekatan tujuan adalah kegiatan organisasi secara
keseluruhan dan terpadu.
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi menurut Sutarto (1998 :
41) adalah ;
“Faktor internal
meliputi keseluruhan faktor yang berkaitan dengan organisasi itu sendiri dimana
didalamnya terdapat sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan
tertentu dalam suatu sistem saling pengaruh-mempengaruhi.”
5 (lima ) faktor yang penting
menurut Sutarto (1998 : 196) yaitu :
a.
Perumusan tujuan dengan jelas
b.
Departemenisasi
c.
Pembagian kerja
d.
Koordinasi
e.
Pelimpahan wewenang
Sedangkan menurut Steer (1980) faktor yang mempunyai pengaruh terhadap
efektivitas organisasi, adalah faktor kebijakan dan praktek manajemen yang
menyangkut kepemimpinan.
Dari dua pendapat tersebut maka faktor-faktor yang mempengaruhi
efektivitas organisasi yang akan menjadi fokus penelitian adalah :
a. Faktor
kepemimpinan
b. Faktor
Pembagian Kerja
c. Faktor Koordinasi
Dari uraian tersebut maka yang menjadi obyek penelitian adalah organisasi
Satlak PBP Kabupaten Kebumen.
Pengukurannya akan dilakukan dengan konsep efektivitas pendekatan
tujuan. Tujuan organisasi ini adalah
kegiatan organisasi secara keseluruhan
B.
Definisi Konseptual
Pada bagian
ini diadakan inventarisasi dari variable-variabel yang digunakan dalam
penelitian, sehingga dapat diperoleh secara urut dari proses penelitian dan
mendefinisikan konsep, memberikan ukuran dalam definisi operasional yang
kemudian dimasukkan dalam pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner.
Efektivitas
organisasi
Efektivitas
organisasi adalah keberhasilan organisasi Satlak PBP dalam menjalankan
fungsinya sesuai tujuan yang direncanakan untuk melakukan penanggulangan
bencana yaitu meliputi, pencegahan sebelum terjadi bencana, saat terjadi
bencana dan sesudah terjadi bencana.
C.
Definisi Operasional
Menurut Masri
Singarimbun dan Sofian Effendi (1989 : 46)
definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang memberitahukan
bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Definisi operasional untuk mengukur
konsep dalam penelitian sosial terhadap permasalahan yang abstrak sehingga
untuk memperoleh kejelasan, sehingga semacam etunjuk untuk mengukur variabel.
Ukuran tingkat
efektivitas organisasi :
1.
Tingkat pengetahuan anggota terhadap tujuan organisasi
2.
Tingkat pemahaman anggota terhadap tujuan organisai
3.
Tingkat upaya anggota untuk mencapai tujuan organisasi
4.
Tingkat pelaksanaan satuan tugas dalam organisasi sudah
sesuai tujuan
BAB
III
METODE
PENELITIAN DAN ANALISIS
A.
Metode yang Digunakan
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, alasan
pemilihan lebih mudah menyesuaikan apabila berhadapan dengan kenyataan dan
lebih peka terhadap pengaruh dari pola nilai yang dihadapi
Metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dipakai sebagai metode
yang mampu menggambarkan fenomena sosial secara menyeluruh berawal dari sub-sub
fenomena dan dalam kerangka induktif yaitu metode dimana melihat permasalahan
penelitian dari hal yang bersifat kasus, yaitu kondisi obyek penelitian secara
individual atau unit tersebut dipelajari sebagai kasus yang sedang memiliki
masalah pada saat sekarang. Perkembangan
waktu, tenaga dan biaya mendasari penggunaan riset terpancang atau tunggal (embedded
qualitative research) dimana peneliti telah membatasi penelitiannya pada
aspek-aspek yang sudah terpilih (Sutopo, 1988;15)
B.
Fokus Penelitian
Untuk fokus
penelitian ini adalah meneliti tingkat efektivitas organisasi Satuan
Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (Satlak PBP) Kabupaten Kebumen. Adapun efektivitas organisasi ini adalah
keberhasilan organisasi Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Penanganan
Pengungsi (Satlak PBP) dalam menjalankan fungsinya sesuai tujuan yang
direncanakan untuk melakukan penanggulangan bencana meliputi pencegahan sebelum
terjadi bencana, saat terjadi bencana dan pasca bencana.
C.
Lokasi Penelitian dan Obyek Penelitian
Di lingkungan
Kabupaten Kebumen, sedangkan obyek penelitian adalah organisasi Satuan
Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi Kabupaten Kebumen.
D.
Sasaran Penelitian
Sasaran
penelitian adalah pihak-pihak yang berkaitan secara langsung dengan pelaksanaan
penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi yaitu :
1.
Anggota Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan
Penanganan Pengungsi Kabupaten Kebumen
2.
Anggota unit operasional penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi di tingkat kecamatan
3.
Anggota satuan perlindungan masyarakat penanggulangan
bencana dan pengungsi desa rawan bencana
E.
Teknik Pengumpulan data
Dalam
penelitian ini metode pengumpulan data dilakukan dengan cara :
1.
Observasi
Observasi
yaitu pengumpulan data dilakukan secara langsung pada obyek penelitian
2.
Wawancara
Wawancara
adalah melakukan tanya jawab dengan pihak-pihak yang terlibat pada kegiatan
Satlak PBP Kabupaten Kebumen
3.
Studi Dokumentasi
Studi
dokumentasi yaitu mengumpulkan data dan mencatat data atau dokumen yang
dimiliki oleh instansi anggota Satlak PBP Kabupaten Kebumen
4.
Studi Kepustakaan
Studi
kepustakaan yaitu memanfaatkan buku-buku, peraturan-peraturan guna penelusuran
teori dan data sekunder yang relevan
F.
Teknik Pemilihan Informan
Teknik
pemilihan informan yang digunakan adalah purposive sampling yaitu
peneliti cenderung memilih informan yang dianggap lebih tahu dan dapat
dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan dapat dipercaya untuk
menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui masalahnya secara mendalam
(Sutopo, 1988 : 21 ). Informan
ditentukan atas dasar Criterion based, yaitu informan yang dipilih dapat
menunjuk informan lain yang lebih tahu maka pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kemampuan peneliti dalam memperoleh
data (Sutopo, 1988 : 21 )
Responden yang
dijadikan informan berasal dari anggota Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana
dan Pengungsi Kabupaten Kebumen, unit operasional kecamatan dan Satuan
perlindungan masyarakat tingkat desa rawan bencana. Responden ini diambil dari
yang berkaitan langsung menanganai kegiatan.
G.
Analisa Data
Penelitian ini
menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan analisis interaktif
yang menurut Miles dan Huberman (1992, 16 : 20) yaitu pengumpulan data, reduksi
data, sajian data serta menarik kesimpulan dengan penjelasan sebagai berikut :
1.
Pengumpulan data, merupakan pencarian informasi baik
dari data primer maupun sekunder
2.
Reduksi data, merupakan proses pemilihan pemusatan
perhatian pada penyederhanaan dan pengabstrakan serta transformasi data yang
ada dalam catatan-catatan di lapangan
3.
Sajian data, merupakan sekumpulan informasi yang
memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan berdasarkan
atas pemahaman yang didapat dari penyajian data tersebut yang dilakukan secara
sistematis, melalui gambar, skema jaringan kerja yang berkaitan dengan kegiatan
atau tabel. Semua itu dirancang untuk
menyusun informasi secara teratur agar penelitian dan hasilnya mudah dilihat
dan dimengerti.
4.
Menarik kesimpulan, merupakan proses mengartikan segala
hal yang ditemui selama penelitian
Untuk
jelasnya dapat dilihat pada gambar 3 berikut
Gambar 3. Analisis Interaktif
![]() |
Sumber :
Miles and Huberman (1992 : 20)
H.
Validitas Data
1.
Triangulasi sumber, adalah membandingkan dan mengecek
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam metode kualitatif
2.
Triangulasi metode, dengan menggunakan dua strategi pertama
teknik pengumpulan data, kedua pengecekan derajat kepercayaan beberapa
sumber data dengan metode yang sama
3.
Triangulasi peneliti, yaitu dengan memanfaatkan
peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat
kepercayaan
4.
Triangulasi teori, yaitu melakukan penelitian tentang
topik yang sama dengan datanya dianalisis dengan menggunakan beberapa
perspektif teoritis yang berbeda
Dalam
penelitian ini tidak akan digunakan semua jenis teknik triangulasi, melainkan
hanya satu dan untuk menguji validitas data yang akan digunakan teknik
triangulasi dengan menggunakan sumber, berarti membandingkan dan cek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam metode kualitatif.
Adapun teknik
pengujian validitas tersebut menurut Patton (dalam Moleong, 1999.33) sebagai
berikut :
1.
Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara
2.
Membandingkan apa yang dikatakan apa yang dikatakan
orang di depan umum dengan apa dikatakan secara pribadi
3.
Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang
situasi penelitian dengan apa yang dihasilkan sepanjang waktu
4.
Membandingkan keadaan dan perspektif seorang dengan
berbagai pendapat dan pendapat orang yang memiliki latar belakang berlainan
5.
Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen
yang berlainan
Pada
penelitian ini, tidak semua tahapan digunakan, hanya tahap 1 dan 5 yang akan
digunakan yaitu tahap membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara serta isi dokumen, hal ini dilakukan karena keterbatasan waktu,biaya
dan tenaga.
BAB IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripasi Hasil Penelitian
1.
Keadaan Geografi Kabupaten Kebumen
Kabupaten Kebumen terletak diantara 7º 22' - 7º 50' lintang selatan dan
109º 22' - 109º 50' bujur timur dan kurang lebih 1/3 berupa pegunungan di
sebelah utara membujur dari barat ke timur, bagian tengah dan selatan kurang
lebih 2/3 berupa dataran rendah yang subur dan pantai.
Kabupaten kebumen dibatasi oleh :
a. Sebelah
Utara : Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara
b.
Sebelah Timur :
Kabupaten Purworejo
c.
Sebelah Selatan :
Samudera Indonesia
d.
Sebelah Barat :
Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Banyumas
2.
Luas Wilayah
Kabupaten Kebumen yang terletak pada jalur selatan Provinsi Jawa tengah
dengan Luas 1.281.115 Km2 yang secara administratif terdiri dari 26 kecamatan, 449 desa, dan 11
kelurahan, untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10. Daftar Tabel Luas Wilayah Kecamatan dan Banyaknya
Desa/Kelurahan tahun 2002

3.
Topografi dan Iklim
Kabupaten Kebumen
terletak pada ketinggian 6 – 28 m dari permukaan laut, termasuk pada lajur
Pegunungan Serayu Selatan dan lajur lekukan tengah, yang mempunyai curah hujan
rata-rata 3,615 mm/tahun. Musim hujan di
daerah Kebumen terjadi antara Bulan Nopember sampai Bulan April, sedangkan
musim kemarau berlangsung dari Bulan Mei sampai dengan Bulan Oktober. Curah
hujan tertinggi 599 mm terjadi selama Bulan Nopember. Paling kering pada Bulan Agustus dengan curah
hujan 0.6 mm. Suhu rata-rata sekitar
26ºC tertinggi 33ºC dan terendah 18ºC.
Pergantian musim kemarau
dan musim penghujan sering tidak tepat, sehingga dapat menimbulkan permasalahan
khususnya di bidang pertanian bahkan kemungkinan menimbulkan bencana. Angin pada musim kemarau berhembus dari arah
tenggara ke arah barat laut dengan kecapatan lemah sampai sedang, pada musim
penghujan angin berhembus dari arah barat laut dengan kecepatan lemah sampai
sedang dan pada peralihan musim sering
terjadi angin kencang yang kadang-kadang dapat menimbulkan kerusakan.
4.
Keadaan Demografi
Menurut data dari Kantor Biro Pusat Statistik Kabupaten Kebumen taun 2002
jumlah penduduk Kabupaten kebumen sebanyak 1.183.756 jiwa yang terdiri dari
laki-laki 593.208 jiwa dan perempuan 590.548 jiwa dengan kepadatan rata-rata
1.027 jiwa/Km2. untuk
penjelasan bisa dilihat pada tabel 11.
Tabel 11. Jumlah Penduduk dan
Rata-Rata Penduduk

B.
Profil Organisasi Satuan Pelaksana
Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (Satlak PBP) Kabupaten Kebumen.
1.
Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi
Satuan
Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Penanganan pengungsi (SATLAK PBP)
Kabupaten Kebumen adalah wadah organisasi non struktural yang berkedudukan di
Kabupaten Kebumen, dibentuk berdasarkan Keputusan Bupati Kebumen nomor
360/1091/KEP/2001 tanggal 15 Nopember 2001.
Dalam
pasal 4 Keputusan Bupati nomor 360/1091/KEP/2001 tersebut dijelaskan bahwa
SATLAK PBP mempunyai tujuan untuk melaksanakan upaya penaggulangan bencana dan
penanganan pengungsi di wilayahnya
sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Badan Koordinasi Nasional
Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (BAKORNAS PBP) dan Gubernur
selaku Ketua Satuan Koordinasi Pelaksanaan Penanggulangan Bencana dan
Penanganan Pengungsi (SATKORLAK PBP) yang meliputi tahap sebelum terjadi
bencana, saat terjadi bencana dan sesudah terjadi (pasca) bencana, serta
mencakup kegiatan pencegahan, penjinakan, penyelamatan, rehabilitasi dan
rekonstruksi.
Untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan tugas Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana
dan Penangan Pengungsi Kabupaten Kebumen mempunyai fungsi :
a.
Melaksanakan Penanggulangan Bencana dan Penanganan
Pengungsi secara langsung di daerahnya dengan menggunakan aparat, sarana dan
prasarana yang ada di wilayahnya
b.
Melakukan kerjasama Penanggulangan Bencana dan
Penanganan Pengungsi dengan pemerintah kabupaten yang terdekat
c.
Melakukan upaya pencegahan terjadinya bencana melalui
peningkatan kewaspadaan masyarakat dengan kegiatan penyuluhan, pelatihan, gladi
dan pembinaan
d.
Penerimaan dan penyaluran serta pertanggungjawaban
bantuan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi
e.
Kegiatan lain sesuai petunjuk gubernur selaku Ketua
Satuan Koordinasi Pelaksanaan Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi
atau dari Ketua Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan
Pengungsi
2.
Struktur Organisasi
Struktur atau susunan
Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi Kabupaten
Kebumen terdiri dari :
a.
Ketua : dijabat oleh Bupati Kebumen
Tugas Ketua adalah :
Melaksanakan upaya penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi di
wilayahnya sesuai kebijakan Satkorlak PBP Provinsi baik tahap sebelum terjadi
bencana, saat terjadi bencana maupun sesudah terjadi bencana yang mencakup,
penjinakan, penyelamatan, rehabilitasi dan rekonstruksi.
b.
Wakil Ketua I dijabat oleh Komandan Kodim 0709 Kebumen
dan Wakil Ketua II dijabat oleh Kepala Polisi Resort Kebumen, adapun tugas
Wakil Ketua sebagai berikut :
1).
Mewakili ketua apabila ketua berhalangan
2).
Membantu ketua dalam upaya pengendalian dan pelaksanaan
penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi
3).
Memberikan petunjuk pengarahan dan pembinaan penanggulangan
bencana dan penanganan pengungsi baik perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi
penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi
4).
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh ketua
SATLAK PBP
c.
Pelaksana Harian dijabat oleh Wakil Bupati Kebumen mempunyai tugas :
1).
Memberikan saran dan pertimbangan dalam menyusun dan
merumuskan kebijaksanaan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi kepada
ketua
2).
Melaksanakan tugas sehari-hari SATLAK PBP
3).
Merumuskan renana kerja SATLAK PBP
4).
Dalam keadaan biasa, tidak terjadi bencana , bertindak
sebagai koordinator dan pengendalian terhadap kebijakan yang telah digariskan
5). Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
penanggulangan bencana dan peningkatan pengungsi
6).
Menyelenggarakan rapat-rapat
7).
Menerima,menyimpan,mengelola dan mempertanggungjawabkan
keuangan SATLAK PBP
d.
Sekretaris dijabat oleh Sekretaris Daerah Kebumen,
sekretaris I dijabat oleh Asisten Administrasi Pembangunan dan Sekretaris II
dijabat oleh Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten
Kebumen
Adapun tugas sekretaris adalah sebagai berikut :
1).
Melaksanakan tugas sehari-hari mengenai administrasi
SATLAK PBP
2).
Menyelenggarakan pembinaan administrasi terhadap
seluruh unsur dalam lingkungan SATLAK PBP
3).
Menyelenggarakan rapat-rapat dan pencatatan pelaksanaan
dari hasil rapat
4).
Melaksanakan urusan ketatausahaan SATLAK PBP termasuk
administrasi pelaksanaan penanggulangan bencana, baik personil materiil maupun keuangan
e.
Dalam menjalankan tugasnya sekretaris dibantu oleh :
1).
Kepala Seksi Pengumpul Keterangan
2).
Kepala Seksi Operasi
3).
Kepala Seksi Administrasi dan Logistik
Adapun tugasnya masing-masing sebagai berikut :
1).
Kepala Seksi Pengumpul Keterangan mempunyai tugas :
a).
Mengadakan pengamatan terhadap kemungkinan terjadi
bencana
b).
Merencanakan, mempersiapkan dan mengkoordinasi dalam
penerangan tentang kemungkinan terjadinya bencana melalui media cetak, media
elektronik maupun penerangan langsung kepada masyarakat
c).
Mendokumentasikan dan
mempublikasikan seluruh kegiatan
penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi
d).
Memberikan saran-saran kepada sekretaris
e).
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
pelaksana harian/sekretaris
2).
Kepala Seksi Operasi mempunyai tugas
a).
Merencanakan penggunaan potensi sumber daya manusia dan
sarana prasarana guna mendukung operasi
b).
Merencanakan dan melaksanakan kegiatan bantuan operasi
penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi
c).
Menyusun dan
mempersiapkan pola operasi penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi
d).
Mmeberikan saran-saran kepada sekretaris
e).
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
pelaksana harian/sekretaris
3).
Kepala Seksi Administrasi di logistik mempunyai tugas :
a).
Melaksanakan urusan surat menyurat, kearsipan, urusan rumah
tangga dan pelaporan
b).
Merencanakan anggaran pembiayaan, pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan
c).
Menyusun
kebutuhan bahan, peralatan dan sarana/prasarana
d). Mengkoordinasikan pengadaan, penerapan dan
penyuluhanbantuan sosial bagi korban bencana dan penanggulangan pengungsi
e).
Memberikan saran-saran kepada sekretaris
f).
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
pelaksana harian/sekretaris
f.
Anggota
Anggota terdiri dari kepala dinas/instansi, Kodim, Polres, organisasi
kemasyarakatan, pengusaha, pramuka, PMI,dan lembaga lain yang terkait.
Anggota mempunyai tugas sebagai berikut :
1). Membantu ketua dalam menyusun dan merumuskan
kebijaksanaan pengkoordinasian dan pengendalian penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi
2).
Memberikan bahan-bahan masukan kepada ketua hal-hal
yang berkaitan dengan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi
3).
Menghadiri setiap rapat yang diselenggarakan oleh
Satlak PBP
4).
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh ketua
g.
Satuan Tugas /Satgas
Satuan tugas merupakan unsur pelaksana penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi yang terdiri dari instansi, dinas, organisasi sosial,
kodim, kepolisian, pramuka, PMI, dan instansi terkait lainnya.
Satuan tugas terdiri dari :
1).
Satuan Tugas Penyuluhan
2).
Satuan Tugas Komunikasi
3).
Satuan Tugas Pertolongan dan Penyelamatan
4).
Satuan Tugas Kesehatan
5).
Satuan Tugas Sosial
6).
Satuan Tugas Keamanan Ketertiban
7).
Satuan Tugas Rehabilitasi dan Rekonstruksi
8).
Satuan Tugas Pencarian dan Penyelamatan (Search and
Rescue)
Masing-masing memiliki wewenang dan tugas antara
lain :
1).
Satuan Tugas Penyuluhan
Tugasnya antara lain :
a). Menyiapkan bahan-bahan penyuluhan kepada
masyarakat tentang bencana, upaya pencegahan, cara menghindar, upaya
memperkecil bencana, membina moril/mental bagi yang terkena bencana
b).
Menginformasikan kepada masyarakat kemungkinan
terjadinya bencana, saat terjadi bencana dan sesudah terjadi bencana, serta
informasi tempat penampungan dari daerah yang aman
2).
Satuan Tugas Komunikasi
Tugas :
a).
Informasi kemungkinan ada bencana/saat terjadi bencana
b).
Kelancaran komunikasi antar Satgas di lokasi bencana
posko/sekretariat Satlak PBP kabupaten, posko PBP kecamatan, maupun SATKORLAK
PBP Provinsi Jawa Tengah
3).
Satuan Tugas Pertolongan dan Penyelamatan
Tugas :
Melakukan upaya, kegiatan dan tindakan yang berkaitan dengan pertolongan
dan penyelamatan akibat bencana
4).
Satuan Tugas Kesehatan
Tugas :
Melakukan upaya kegiatan dan tindakan yang berkaitan dengan kesehatan
baik sebelum maupun sesudah terjadi bencana antara lain :
a).
Faktor gizi, kesehatan ibu dan anak korban bencana
maupun pengungsi’Pencegahan dan penanggulangan terhadap penyakit menular dan
penyakit yang timbul akibat bencana
b).
Mengawasi fasilitas sanitasi di lokasi bencana dan
lokasi penampungan
5).
Satuan Tugas Sosial
Tugas antara lain :
a).
Penyiapan tanda-tanda darurat dan perlengkapannya
b).
Penyelenggaraan dapur umum
c).
Pemberian santunan anak yatim piatu
d).
Menangani masalah pengungsi dan masalah sosial lainnya
6).
Satuan Tugas Keamanan Ketertiban
Tugasnya antara lain :
a).
Melakukan upaya, kegiatan dan tindakan pengmanan di
lokasi bencana, tempat pengungsian dan tempat lain demi tertibnya arus
pengungsian dan arus lalu lintas lainnya
b).
Membantu dalam rehabilitasi dan rekonstruksi
7).
Satuan Tugas Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Tugasnya antara lain :
a).
Perbaikan darurat akibat bencana
b).
Melaksanakan kegiatan yang menyangkut kepentingan umum
(perbaikan sarana dan prasarana) baik waktu sebelum saat dan sesudah terjadi
bencana
8).
Satuan Tugas Pencarian dan Penyelamatan (Search and
Rescue)
Tugasnya antara lain :
a).
Mempersiapkan personil dan sarana yang berkaitan dengan
pencarian, pertolongan penyelamatan korban bencana
b).
Memberikan bantuan pencarian korban, memberikan data
untuk menghindari/mengurangi penderitaan korban manusia dan harta benda akibat
bencana
Adapun bagan struktural organisasi Satuan Pelaksana Penanggulangan
Bencana dan Penanganan Pengungsi Kabupaten Kebumen sebagai berikut :
Ganbar 4. Bagan Struktur Organisasi Satlak
Penanggulangan
Bencana (Satlak PB) Kabupaten
Kebumen

Sumber : SK
Bupati no. 360/1091/Kep/2001
h. Unit Operasional Penanggulangan Bencana dan
Penanganan Pengungsi
Pengorganisasian tugas penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi di
tingkat kecamatan, camat mengkoordinasikan kegiatan organisasi struktural dan
non struktural.yang ada di wilayahnya serta masyarakat dalam kegiatan
penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dari sebelum terjadi bencana, pada
saat bencana dan sesudah bencana.
Untuk membantu
camat dalam mengkoordinsikan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi
(unit operasional PBP) dengan susunan keanggotaan sebagai berikut :
Ketua :
Camat
Wakil Ketua I :
Danramil
Wakil Ketua II :
Kapolsek
Pelaksana :
Kamawil Hansip atau pejabat yang menangani
hansip/linmas
Anggota :
Institusi dan lembaga-lembaga kemasyarakatan
yang ada di wilayah kecamatan
1).
Tugas Unit operasional PBP kecamatan antara lain :
a).
Menyiapkan, mengerahkan dan mengendalikan potensi
perlindungan masyarakat untuk penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi
b).
Melaporkan dan mengajukan permohonan bantuan kepada
bupati selaku SATLAK PBP baik berupa bantuan teknis maupun bantuan lainnya
sesai situasi dan kondisi maupun eskalasi bencana
2).
Fungsi
Untuk melaksanakan fungsi tersebut unit operasional PBP kecamatan
mempunyai fungsi :
a).
Melakukan pencegahan dan menanggulangi dampak akibat
bencana agar korban jiwa, kerugian material dapat dihindari
b).
Memelihara
dan mempertinggi ketahanan rakyat di segala bidang untuk menghadapi segala
kemungkinan gangguan/ancaman dari manapun datangnya dan dalam keadaan yang
bagaimanapun
c).
Melaksanakan tindakan darurat penanggulangan bencana
dan penanganan pengungsi dengan mengaktifkan unit operasional PBP dan menyampaikan
laporan kejadian bencana dan tindakan yang telah diambil di wilayah kepada
Bupati Kebumen
d).
Melaksanakan
tugas penyelamatan, penjinakan dan rehabilitasi dengan menggerakkan kemampuan
perangkat pemerintah yang ada, serta masyarakat sesuai petunjuk dari Satlak PBP
e).
Menjaga
kelancaran dan kelanjutan roda pemerintahan, ketertiban dan keamanan pada
umumnya baik jasmani maupun rohani untuk mempertinggi moril rakyat guna
meningkatkan daya bela dan daya tahan rakyat
i.
Satuan Perlindungan Masyarakat Penanggulangan Bencana
dan Penanganan Pengungsi (SATLINMAS PBP)
Pengorganisasian
tugas penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi di tingkat desa/kelurahan,
kepala desa/kelurahan mengkoordinasikan, mengerahkan dan mengendalikan kegiatan
masyarakat dalam penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dimulai dari
sebelum terjadi bencana, pada saat terjadi bencana dan sesudah terjadi bencana.
Untuk membantu
kepala desa/kelurahan dalam mengkoordinasikan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi di wilayah dibentuk Satuan Perlindungan Masyarakat dan
Penanganan Pengungsi (SATLINMAS PBP) yang terdiri dari :
1).
Regu Pengendalian Dini/Pemantau
2).
Regu PPPK
3).
Regu Tandu
4).
Regu Evakuasi
5).
Regu Dapur Umum
6).
Regu Caraka
7).
Regu Pencarian dan Penyelamatan (SAR)
8).
Regu Pioner
9).
Regu Pemadam kebakaran
10).
Regu Pengamanan
Satuan Linmas PBP desa/kelurahan mempunyai tugas :
1).
Menyusun potensi linmas dalam regu-regu pelaksana
menurut kebutuhan desa/kelurahan yang siap dikerahkan sewaktu-waktu
2).
Menggerakkan potensi lnmas dalam penanggulangan bencana
dan penanganan pengungsi yang terjadi di desa/kelurahan baik sebelum terjadi
bencana, pada saat terjadi bencana dan sesudah terjadi bencana
C. Tahap Penanggulangan Bencana
a.
Tahap sebelum bencana
1).
Pencegahan
Tahap pencegahan merupakan salah satu
usaha/tindakan yang perlu dijalankan pelaksanaannya, guna menghindari
terjadinya bencana dan mengurangi resiko bencana
a).
Pembuatan peta daerah yang rawan bencana dan diberikan
penjelasan kepada masyarakat agar lebih waspada.
b).
Masing-masing anggota Satlak PBP yang terdiri dari instansi/dinas
agar memberikan petunjuk kepada instansi di tingkat bawahnya (kecamatan) dalam
rangka mengurangi dan memperkecil resiko bencana.
c).
Pembuatan dan penempatan tanda-tanda peringatan;
tanda-tanda bahaya dan tanda-tanda laranganmemasuki lokasi daerah rawan
bencana.
d).
Menetapkan daerah alternatif untuk pengungsian.
e).
Memindahkan penduduk dari daerah rawan bencana ke
daerah yang lebih aman.
f).
Pemberian penerangan dan penyuluhan kepada masyarakat
yang tinggal di sekitar daerah rawan bencana tentang resiko ditimpa bencana dan
penyuluhan pola tanam yang sesuai; upaya konservasi guna mencegah banjir.
2).
Kesiapsiagaan
Untuk memperkecil, mengurangi bahkan meniadakan
timbulnya korban akibat bencana dilakukan kegiatan secara kontinyu oleh anggota
Satlak PBP yang terdiri dari instansi/Dinas Pemerintah Kabupaten Kebumen antara
lain :
a).
Penerangan dan penyuluhan
Unsur satuan tugas penyuluhan Satlak PBP Kabupaten
Kebumen menyiapkan bahan penyuluhan untuk pelaksanaan di tingkat kecamatan
(unit operasional penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi) serta kepada
warga masyarakat tentang bencana, akibat yang ditimbulkan dan dampaknya
terhadap kehidupan maupun pembangunan serta ketentuan-ketentuan bagi mereka
yang mendiami daerah rawan bencana, bagaimana cara menghindari bila terjadi
bencana guna memperkecil resiko, bahaya, korban serta kerugian.
b).
Penyiapan peralatan/perlengkapan dan pelatihan bagi
personil Satlak PBP Kabupaten Kebumen dengan satuan tugas untuk
menginventarisir daftar perlengkapan yang dapat dikerahkan dalam waktu singkat
guna pertolongan maupun penanggulangan bencana.
Semua dinas/instansi
selaku anggota Satlak PBP Kabupaten Kebumen mengirimkan daftar perlengkapan
yang dimiliki kepada Satlak PBP Kabupaten Kebumen untuk diinventarisir di
sekretariat Satlak PBP sebagai Posko (pos komando) yang bertanggung jawab
pengerahannya.
Kantor Kesatuan
Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Kebumen menentukan pelaksanaannya,
pengerahannya dan menyiapkan dukungan untuk petugas yang mengoperasikan baik
untuk latihan ketrampilan maupun pelaksanaan penanggulangan bencana.
Latihan dapat
dilakukan oleh masing-masing dinas/instansi anggota Satlak PBP sedangkan
pelatihan penanggulangan bencana terpusat di Kabupaten kebumen diselenggarakan
di Kantor Kesatuan bangsa dan Perlindungan Masyarakat.
c).
Monitoring dan evaluasi
Masing-masing kecamatan seluruh jajaran unit
operasional Satlak PBP kecamatan selalu memonitor setiap kerawanan bencana di
wilayah masing-masing dan melaporkan kepada Bupati Kebumen selaku ketua Satlak
PBP Kabupaten kebumen, yang selanjutnya meneruskan laporan tersebut kepada
Gubernur Jawa Tengah selaku ketua Satkorlak PBP Jawa Tengah. Dalam keadaan kesiapsiagaan posko PBP yang
berada di Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Kebumen
secara bergilir dijaga oleh personel dari dinas/instansi anggota Satlak PBP
yang dikordinasi oleh Sekretariat Satlak PBP Kabupaten Kebumen.
b.
Tahap saat terjadi bencana
Penanganan saat terjadi bencana meliputi :
1).
Peringatan dini
a).
Informasi peringatan dini tentang adanya bencana
berasal dari masyarakat. Posko PBP desa, Posko PBP kecamatan yang segera
melaporkan ke posko Satlak PBP kabupaten Kebumen/sekretariat Satlak PBP.
b).
Informasi peringatan dini ini juga diberikan oleh
pos-pos pengamat untuk bencana banjir, kebakaran antara lain :
b.1)
Pos pengamat banjir yang dibentuk dan dibina oleh
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sub Din Pengairan Kebumen untuk mendeteksi,
mencegah dan menanggulangi kemungkinan terjadinya banjir.
b.2)
Pos pengamat hutan dibentuk dan dibina oleh Kantor
Departemen Kehutanan Kabupaten Kebumen yang bertugas untuk mendeteksi
kemungkinan terjadi kebakaran dan kerusakan hutan.
c).
Satlak PBP Kabupaten Kebumen setelah menerima laporan
dan informasi dari Posko PBP desa, Posko PBP kecamatan/pos-pos pengamat,
berkewajiban segera memberitahukan peringatan dini tersebut kepada masyarakat
untuk secepatnya menghindari kemungkinan terjadinya bencana, dengan melalui
siaran radio pemerintah daerah maupun radio swasta, sentral komunikasi (Senkom)
Pemerintah Daerah, Orari, Rapi, kemudian informasi diteruskan pada
dinas/instansi anggota Satlak PBP agar memberikan petunjuk/arahan pada
dinas/instansi di bawahnya secara cepat dan tepat dalam menangani bencana.
2).
Pencatatan awal kejadian
a).
Melalui satuan tugas, Satlak PBP Kabupaten Kebumen
mengadakan pencatatan awal kejadian bencana.
Pencatatan awal situasi dan kebutuhan awal guna mengetahui kegentingan
bencana sehingga dapat secara cepat untuk mengambil langkah-langkah
selanjutnya.
b).
Pencatatan awal tersebut sangat diperlukan guna
menentukan :
b.1)
Jenis bantuan yang dibutuhkan, sesuai dengan kebutuhan
korban
b.2)
Jumlah korban yang meninggal, luka berat dan luka
ringan
b.3)
Kerusakan-krusakan bangunan, pertanian, peternakan,
luas areal yang tertimpa bencana
b.4)
Jumlah penduduk yang diungsikan, dengan kalsifikasi
anak-anak, wanita orang tua/jompo, dal lain-lain
b.5)
Penyediaan obat-obatan, makan, minum, kebutuhan air,
MCK dan lain-lain
b.6)
Kebutuhan sarana transportasi yang diperlukan
3).
Tindakan darurat
a).
Sekretariat Satlak PBP Kabupaten Kebumen
Sekretariat Satlak
PBP membuka dan mengaktifkan posko bencana alam, anggota Satlak PBP dari
dinas/instansi siap di posko guna mengikuti perkembangan semua kejadian dari
lokasi bencana.
Pada saat keadaan darurat, ketua Satlak PBP
Kabupaten Kebumen mengambil alih komando posko PBP, semua laporan dari unit
operasional PBP kecamatan dan segala unsur harus ke posko PBP Kabupaten Kebumen
guna memudahkan pengawasan, pengendalian dan pengevaluasian.
b).
Pengerahan
Semua satuan tugas
(satgas) segera menyiapkan dan mengerahkan segala keperluan yang dibutuhkan di
lokasi bencana sesuai permintaan dari posko PBP desa/kelurahan maupun
kecamatan. Ketua Satlak PBP Kabupaten
Kebumen memerintahkan satgas yang terkait dibantu satgas yang lain mengirimkan
bantuan yang diminta baik bahan makanan, obat-obatan maupun tenaga ke lokasi
bencana/posko PBP.
Semua bantuan dari mana saja dikoordinasikan dan
dilaporkan ke Satlak PBP Kabupaten Kebumen, sehingga semua bantuan yang
diberikan kepada korban bencana dicatat di posko PBP/sekretariat Satlak PBP
Kabupaten Kebumen.
c).
Pencarian dan penyelamatan
Apabila bencana
membawa korban jiwa dan perlu dilakukan pencarian dan penyelamatan atau
permintaan bantuan dari desa maupun kecamatan maka Satlak PBP Kabupaten Kebumen
mengirimkan satgas yang terkait untuk ke lokasi bencana.
d).
Perawatan dan pelayanan kesehatan
Satuan tugas kesehatan mengkoordinir personilnya
untuk mempersiapkan peralatan, obat-obatan serta keperluan lain menuju lokasi
bencana.
e).
Pelayanan bantuan darurat
Satuan tugas bantuan sosial menyiapkan sarana
perlengkapan maupun keperluan sesuai permintaan dari camat lokasi bencana
seperti pakaian, bahan makanan dan lain-lain untuk segera dikirim ke lokasi
bencana.
4).
Tahap sesudah kejadian bencana
a).
Rehabilitasi
Satlak PBP Kabupaten Kebumen mengkoordinir upaya
rehabilitasi sesuai permintaan dari camat maupun kepala desa lokasi bencana dan
instansi/dinas yang terkait membantu sesuai bidangnya masing-masing setelah
mendapat persetujuan dari Bupati/Ketua Satlak PBP Kabupaten kebumen.
b).
Rekonstruksi
Dilaksanakan setelah purna bencana oleh semua
anggota Satlak PBP/instansi/dinas di Kabupaten Kebumen. Secara fungsional semua kegiatan dalam
rekonstruksi di lokasi bencana dilaporkan kepada bupati/Ketua Satlak PBP
Kabupaten Kebumen tentang kemajuan dan hambatan yang dijumpai sehingga dapat
mengambil langkah-langkah penyempurnaan. Selanjutnya bupati/ketua Satlak PBP
Kabupaten Kebumen melaporkan kepada Ketua Satkorlak PBP Provinsi Jawa Tengah.
D. Perlengkapan, Biaya dan Pelatihan
1.
Perlengkapan
Untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi Satuan Pelaksana
Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi Kabupaten Kebumen hingga tahun
2003 sejumlah fasilitas kerja yang ditempatkan pada masing-masing instansi
anggota Satlak untuk memelihara yang sewaktu-waktu dibutuhkan bisa
dioperasionalkan. Adapun sarana jumlah
perlengkapan sebagaimana tabel berikut ini
Tabel 12. Data Alat/perlengkapan Penanggulangan Bencana Kabupaten
Kebumen 2003
No
|
Nama Barang
|
Jumlah
|
Instansi Penanggung
Jawab
|
Ket
|
1
|
Mobil pemadam kebakaran
|
3
|
DPU
|
|
2
|
Mobil tangki air
|
4
|
PDAM
|
|
3
|
Perahu karet
|
5
|
Kesbang Linmas dan
PMI
|
|
4
|
Alat komunikasi
|
41
|
Kesbang Linmas
|
RIC : 29
|
5
|
Pelampung
|
16
|
Kesbang Linmas
|
HT : 12
|
6
|
Dayung
|
8
|
Kesbang Linmas
|
|
7
|
Alat masak
|
2
|
PMI
|
|
8
|
Alat berat (bego)
|
1
|
DPU
|
|
9
|
Tali (luncur, penyebrang, mantel)
|
3 rol
|
Kesbang Linmas
|
|
10
|
Tali (togel, selingkar)
|
20
|
Kesbang Linmas
|
|
11
|
Cincin kait
|
20
|
Kesbang Linmas
|
|
12
|
Desender
|
20
|
Kesbang Linmas
|
|
13
|
Sarung tangan
|
20
|
Kesbang Linmas
|
Sumber
: Sektretariat Satlak PBP Kabupaten Kebumen
Kecuali alat perlengkapan tersebut setiap kegiatan yang berkaitan dengan
Satlak PBP mendapat bantuan komunikasi dari RAPI, ORARI maupun sarana
komunikasi institusi yang lain
2.
Pembiayaan
Anggota Satuan Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi Kabupaten
Kebumen dalam melaksanakan tugas dan fungsinya mendapatkan dukungan pembiayaan
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dimana anggota tersebut digunakan
untuk pemberian bantuan kepada korban bencana seperti pada tabel berikut
Tabel 13. Data
Dana Penanggulangan Bencana Alam Kabupaten Kebumen
No
|
Tahun
|
Besarnya Dana (Rp)
|
Untuk bantuan
|
||||
Air bersih (Rp)
|
Bencana Alam (Rp)
|
Kemasyara katan (Rp)
|
Operasional (Rp)
|
ket
|
|||
1
|
2002
|
40.000.000
|
30.000.000
|
10.000.000
|
-
|
||
2
|
2003
|
140.715.000
|
45.000.000
|
45.715.000
|
50.000.000
|
-
|
|
3
|
2004
|
150.000.000
|
45.000.000
|
93.580.000
|
-
|
11.420.000
|
Sumber : Bagian Kesra Sekretariat Daerah
Kabupaten Kebumen
3.
Pelatihan
Pelatihan dalam rangka untuk menanggulangi bencana baik bencana alam
ataupun bencana yang menimbulkan korban dan kerugian baik harta maupun
jiwatelah diantisipasi oleh Satlak PBP maupun Kabupaten Kebumen dengan
mengadakan pelatihan baik yang diselenggarakan di Kabupaten Kebumen maupun yang
dikirim ke tingkat propinsi. Data jumlah
peserta pelatihan sebagaimana tabel 14
Tabel 14. Jumlah Peserta Pelatihan Dalam Rangka Penanggulangan Bencana Tahun 2003
No
|
Nama Pelatihan
|
Banyaknya Peserta
|
Keterangan
|
1
|
Pelatihan penyelamatan di air
|
107
|
|
2
|
Latihan dasar linmas
|
140
|
|
3
|
Kursus kader pelaksana linmas
|
140
|
|
4
|
Latihan pemadam kebakaran
|
14
|
|
5
|
Pelatihan manajemen penanggulangan bencana
|
105
|
|
6
|
Pelatihan SAR
|
10
|
Prop Jateng
|
7
|
Pelatihan tim kaji bencana
|
9
|
Prop Jateng
|
Sumber
: Sekretariat Satlak PBP Kabupaten Kebumen
E. Analisis dan Interpretasi Data
Pada bab ini
akan dianalisa dan diinterprestasikan secara kualitatif berdasarkan pengamatan,
wawancara ketika kuesioner diisi oleh informan kunci, yaitu ketua, sekretaris,
anggota dan Sekretariat Satlak PBP Kabupaten Kebumen. Data dari informan
/responden yang diambil melalui wawancara yang mendalam kemudian dikelompokkan,
diedit seperlunya dan jawaban-jawaban direduksi, diringkas dan disajikan. Selajutnya untuk mengetahui efektivitas
organisasi Satlak PBP Kabupaten Kebumen dapat dijelaskan secara
deskriptif. Pengukuran efektivitas
organisasi Satlak PBP Kabupaten kebumen dilaksanakan sesuai dengan rumusan
serta indicator pada konsep yang telah dibahas pada kerangka teori dan dilihat
secara nyata pada sekretariat Satlak PBP Kabupaten Kebumen dan output yang
telah dihasilkan sesuai tugas pokok dan fungsi Satlak PBP sebagai lembaga non stuktural
yang melaksanakan upaya penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi. Hasil
analisis terhadap efektivitas Satlak PBP berdasarkan ukuran-ukuran dalam
enelitian ini.
1.
Tingkat pengetahuan anggota terhadap tujuan organisasi
Seperti diketahui bahwa tujuan
organisasi Satlak PBP Kabupaten Kebumen yang dalam melaksanakan fungsinya
adalah untuk melaksanakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi kerja
sama dengan kabupaten terdekat dalam penanggulangan bencana, penerimaan dan
penyaluran bantuan serta pertanggungjawabannya.
Dari para responden menjawab
bahwa mereka pada umunya mengetahui lewat pertemuan kondisi dan membaca secara
sekilas pada surat
keputusan Bupati yang mereka terima. Hal
ini seperti diungkapkan salah satu responden Bapak Khosim Kepala Desa
Wadasmalang Kecamatan Karangsambung selaku Ketua Satuan Perlindungan Masyarakat
Desa Wadasmalang;
“Bahwa
organisasi Satlak PBP adalah organisasi untuk menanggulangi dan menolong bila
terjadi bencana. Saya tahu pada saat
mengikuti konperensi dinas kepala desa di kecamatan yang waktu itu dijelaskan
oleh petugas darikabupaten Kebumen”
kemudian hasil wawancara dengan
bapak H Sugiman, SIP Pengurus Palang Merah Indonesia Cabang Kebumen selaku
anggota Satlak PBP Kabupaten Kebumen
“Setahu saya
organisasi Satlak PBP telah dibentuk sudah lama. Dulu nama organisasi ini
Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan bertugas untuk melakukan pencegahan
kemungkinant erjadinya bencana”
2.
Tingkat pemahaman anggota terhadap tujuan organisasi
Satlak PBP Kabupaten Kebumen
Dari hasil wawancara dengan
responden bahwa tujuan organisasi Satlak PBP secara harfiah sudah dipahami baik
yang tercantum pada Keputusan Bupati Kebumen No. 360/1091/KEP/2001 tanggal 5
Desember 2001 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja Satuan Pelaksana
Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi Kabupaten Kebumen dan Keputusan
Bupati Kebumen No. 360/1197/KEP/2001 tanggal 20 Nopember 2001 tentang prosedur
tetap penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi di Kabupaten Kebumen.
Pemahaman ini kecuali digunakan
sebagai pedoman guna melaksanakan tugas organisasi Satlak PBP yang
sewaktu-waktu harus digunakan.
Hasil wawancara dengan Bapak H
Chusaini S.Sos Kepala bagian Kesejahteraan Rakyar Sekretariat Daerah Kabupaten
Kebumen selaku anggota Satlak PBP menyatakan bahwa ;
“Organisasi
akan berjalan dengan baik untuk mencapai tujuan bila tugas dan fungsinya
dilakukan seperti yang tertuang pada keputusan bupati tentang penanggulangan
bencana dan prosedur tetap yang digunakan sehingga selaku aparat dan anggota
Satlak PBP keputusan tersebut kecuali dipakai juga dijadikan acuan di dalam
pelaksanaan tugas, apalagi sewaktu-waktu dapat saja terjadi bencana alam
seperti tahun yang lalu”
Selanjutnya hasil wawancana
dengan bapak Subagyo, SPd Kepal Dinas Pertanian Kabupaten Kebumen selaku
anggota Satlak PBP mengatakan bahwa ;
“Tujuan
organisasi Satlak PBP Kabupaten Kebumen telah diketahui dan dipahami baik pada
saat rapat koordinasi maupun yang tercantum pada keputusan bupati dan itu sudah
saya gunakan untuk pedoman tugas sesuai kewenangan Dinas Pertanian juga yang
berkaitan dengan penanganan bencana maupun pencegahan bencana alam khususnya
yang menimpa lahan pertanian”
3.
Tingkat upaya anggota untuk mencapai tujuan
Tujuan yang dilakukan anggota
Satlak PBP maupun yang dilakukan staf secretariat PBP Kabupaten Kebumen telah
berupaya di dalam melaksanakan tugas dan fungsi guna mencapai tujuan organisasi
dengan mempersiapkan sarana-sarana yang diperlukan, personil yang handal yang
sewaktu-waktu terjadi bencana telah siap.
Hasil wawancara dengan Bapak KH
Nasirrudin Al Mansyur Wakil Bupati Kebumen selaku Ketua Pelaksana Harian Satlak
PBP Kabupaten Kebumen mengatakan bahwa ;
“Sosialisasi
dan koordinasi Satlak PBP termasuk dengan instansi (anggota Satlak ) yang
terkait untuk stand by di tempat/Posko PBP guna antisipasi serta
prediksi kemungkinan terjadi bencana, sehingga posisi selalu siap siaga”
Selanjutnya hasil wawancara
dengan Ibu Fauziah Sri Purwani, Kepala Seksi Pengumpulan dan Keterangan
Sekretariat Satlak PBP Kabupaten Kebumen mengatakan bahwa ;
“Dalam
mengantisipasi bilamana sewaktu-waktu terjadi bencana khususnya bencana banjir,
tanah longsor, upaya yang dilakukan di Sekretariat Satlak PBP yang juga sebagai
Posko bencana alam dilengkapi dengan sarana alat komunikasi, alat penyelamaan
dan petugas yang selalu di posko secara bergiliran serta bantuan logistik yang
diperlukan sewaktu-waktu”
4.
Tingkat pelaksanaan tugas anggota organisasi sudah
sesuai dengan tujuan organisasi
Berpedoman pada prosedur tetap
yang telah dituangkan dalam Keputusan Bupati Kebumen telah dilaksanakan, namun
demikian belum secara optimal, khususnya pada laporan awal karena alat
komunikasi yang tersedia belum mampu menjangkau seluruh wilayah desa yang rawan
bencana, namun demikian penanganan bencana tetap dilakukan sehingga
meminimalkan kerugian maupun korban.
Seperti dikemukakan Bapak Drs. H. Mahar Mugiyono selaku sSekretaris
Satlak PBP Kabupaten Kebumen ;
“Prosedur
tetap untuk penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi sudah dilaksanakan
hanya belum optimal, karena kegiatan yang ditangani bersifat insidentil dan
bila terjadi bencana secara mendadak, namun demikian Satlak PBP Kabupaten
Kebumen harus cepat bertindak agar tidak terjadi korban maupun kerugian yang
lebih besar”
demikian juga yang disampaikan
oleh Bapak KH Nasirrudin Al Mansyur Wakil Bupati Kebumen selaku Ketua Pelaksana
Harian Satlak PBP Kabupaten Kebumen mengatakan bahwa ;
“Bila
terjadi bencana mendadak, keputusan yang diambil adalah segera mengirim anggota
Satlak untuk langsung terjun ke lokasi guna mengambil langkah-langkah yang
diperlukan, utamanya penyelamatan dan bantuan logistik serta ketua pelaksana
harian langsung menuju lokasi”
Selanjutnya disampaikan oleh
Bapak Sumarno, S.Sos Camat Puring selaku Ketua Unit Operasional PBP bahwa ;
“Saat
terjadi bencana banjir maka prioritas utama adalah menyelamatkan warga yang
tetimpa musibah dan segera melaporkan, namun demikian sarana komunikasi dari
desa ke kecamatan masih terbatas sehingga laporan tidak bisa cepat karena jalan
terhalang banjir”
Dari hasil wawancara dan
jawaban para informan tersebut bahwa mereka telah mengetahui tujuan organisasi
baik lewat rapat atau membaca surat
keputusan bupati yang dikirim ke instansi masing-masing. Demikian juga
pemahaman tentang tujuan organisasi yang tertuang pada Keputusan Bupati Kebumen
telah dijadikan acuan untuk kegiatan dalam mencapai tujuan. Informan juga telah melihat upaya guna
mencapai tujuan organisasi Satlak PBP, dengan kesiapsiagaan, baik personil
maupun sarana yang sewaktu-waktu terjadi bencana bisa digunakan. Demikian juga pada tingkat pelaksanaan
walaupun belum dapat optimal karena terbatasnya sarana komunikasi tetapi bila
menerima laporan segera ditindaklanjuti dengan terjun ke lokasi bencana dan
langsung menangani dengan meminimalkan kerugian dan korban manusia
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
1. Organisasi
Organisasi Satlak PBP
Kabupaten Kebumen dibentuk dengan struktur, tugas pokok dan fungsi dengan
landasan Keputusan Bupati Kebumen No.360/1091/KEP/2001 tanggal 15 oktober 2001,
dengan dibentuknya organisasi dan tata kerja Satuan Pelaksana Penanggulangan
bencana dan Penanganan Pengungsi di Kabupaten Kebumen kemudian ditindaklanjuti
dengan Keputusan Bupati Kebumen No. 360/1197/KEP/2001 tanggal 20 november 2001 tentang
prosedur tetap penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi di Kabupaten
Kebumen. Prosedur yang telah ditetapkan dalam penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi ini dijadikan pedoman bagi masing-masing institusi
ataulembaga selaku anggota satlak PBP, sehingga mempunyai persepsi yang sama
dalam melaksanakan kegiatan penanggulangan bencana baik sebelum, saat terjadi
bencana sampai dengan pasca bencana.
Dengan prosedur ini masing-masing instansi/lembaga secara terpadu dan
kerjasama yang baik di dalam penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi
serta adanya kesiapsiagaan yang tinggi dan kecepatan bertindak dalam
mengantisipasi bencana di Kabupaten Kebumen, namun demikian pada saat terjadi
bencana, utamanya bencana tanah longsor yang mendadak masih terasa belum
optimal dari anggota Satlak maupun Unit Operasional PBP Kecamatan dan Satlinmas
desa untuk bertindak melaporkan dengan segera ke Kabupaten.
2. Efektifitas
Hasil
analisis dan interprestasi di temukan bahwa efektivitas organisasi Satuan Pelaksana
Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi di Kabupaten Kebumen dengan
pendekatan tujuan organisasi telah cukup efektif berhasil dengan
langkah-langkah yang telah ditempuh oleh organisasi Satuan Pelaksana
Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi di Kabupaten Kebumen, sehingga
tujuan organisasi Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Penanganan
Pengungsi (Satlak PBP) di Kabupaten Kebumen dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya secara baik dan tercapai tujuan yang telah direncanakan.
Saran
Hasil penelitian bahwa efektivitas organisasi Satlak
PBP Kabupaten Kebumen walaupun telah berhasil di dalam mencapai tujuan
organisasi sesuai dengan tugas dan fungsinya seperti yang tertuang pada
Keputusan Bupati Kebumen no 360/1197/KEP/2001 tentang prosedur tetap
penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi di Kabupaten Kebumen, namum
perlu disampaikan saran-saran sebagai berikut :
1.
Perlu penambahan alat komunikasi, utamanya di desa yang
rawan bencana
2.
Perlunya pelatihan aparat guna peningkatan ketrampilan
dan pelaporan cepat sehingga bisa mengurangi kerugian maupun korban lebih besar
3.
Perlu koordinasi secara berkala guna mengantisipasi
kemungkinan terjadi bencana
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Sukarsini, 1983. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, Jakarta ,
PT. Bina Aksara.
Atmosudirjo, Prajudi, 1982. Administrasi dan Manajemen Umum,
Ghalia Indonesia .
Briyant, Coralie, White Louise.G, 1987. Manajemen Pembangunan untuk Negara
Berkembang, P3ES, Jakarta .
Bryson John. M, 2001. Perencanaan
Strategis bagi Organisasi Sosial, Pustaka Pelajar, Yogyakarta .
Eaton, Joseph W, 1972. Institute
Building and Development from Concept
Duplication, Sase Publication, Beverly
Hills , California .
Gibson, James L, John M, Ivancevich dan James H Donnelly Jr, 1996. Organisasi
Perilaku Struktur Proses (alih bahasa : Nunuk Adiarni), Bina Raya Aksara, Jakarta .
Handayaningrat, Soewarno, 1980. Pengantar Studi dan Manajemen,
CV. Haji Mas Agung, Jakarta .
Koetamsi, 1997. Manajemen Pelayanan Masyarakat, Diklat Propinsi
Jawa Tengah.
Moleong, Lexy J, 1999. Metodologi
Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung .
Milles, Huberman, 1992. Analisis Data Kolektif (alih bahasa: Tjetep
Rohendi), Universitas Indonesia Pers, Jakarta
Pamudji, S, 1984. Praktek
Organisasi dan Metode, ( O dan M ), Jakarta ,
Ghalia Indonesia .
Robbins, Stephen P, 1994. Teori
Organisasi (alih bahasa : Jusuf Udaya, Lic, ec), Arcan, Jakarta .
Siagian, P. Sondang, 2001. Administrasi Pembangunan Konsep, Dimensi
dan Strateginya, PT. Bumi Aksara, Jakarta .
.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 1989. Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta .
Soedarmo, H, 1997. Hubungan Kerja dan Koordinasi, Diklat
Propinsi Jawa Tengah.
Steer, Richard M, 1985. Effektivitas
Organisasi, Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen, Erlangga, Jakarta .
Sugiyono, 2001. Metode
Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung .
Sumidjo Wahjo, 1987. Kepemimpinan dan Motivasi, Ghalia Indonesia , Jakarta .
Suprayitno, 2003. Pemberdayaan Kemasyarakatan dalam Penanggulangan
Bencana, Berdaya 56-57, Ditjen PMD Departemen Dalam Negeri, Jakarta .
Sutarto, 1998. Dasar-dasar Organisasi, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta .
_____, 1998. Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi Publik,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta .
Syafiie,
Kencana, Tanjung. D, Modeong Supardan, 1999. Ilmu Administrasi Publik,
PT. Rieke Cipta, Jakarta .
Tambunan, Emil, H, 1991. Kunci Menuju Sukses dalam Manajemen dan
Kepemimpinan, Indonesia Publishing House, Bandung , 1991.
Thoha, Miftah, 1983. Perilaku Organisasi, Rajawali Press, Jakarta .
Tjokrowinoto, Moeljarto, 2001. Pembangunan
Dilema dan Tantangan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta .
Tjokroamidjojo, Bintoro, 1986. Teori
Pembangunan Nasional, Gunung Agung, Jakarta
Zauhar, Soesito, 1996. Reformasi Administrasi, Bumi Aksara, Jakarta
Sumber Lain :
1.
Keputusan Presiden Nomor 3 tahun 2000, Sekretariat
Negara Jakarta, 2000.
2.
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 1989,
Depdagri, Jakarta ,1989.
3.
Keputusan Gubernur Jawa Tengah No 360/04/1996, Biro
Hukum Sekretariat Daerah Propinsi Jawa Tengah, 1996.
4.
Kebijakan Penanggulangan Bencana, Sekretariat Badan
Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana, Jakarta , 1999.
5.
Keputusan Sekretaris Badan Koordinasi Nasional
Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi Nomor 2 Tahun 2001, Sekretariat
Wakil Presiden Republik Indonesia ,
Jakarta , 2001.
6.
Keputusan Bupati Kebumen Nomor 360/1091/KEP/2001,
Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Kebumen, 2001.
7.
Keputusan Bupati Kebumen Nomor 360/1197/KEP/2001 Bagian
Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Kebumen 2001
8.
Kebumen Dalam Angka, BAPPEDA dan Badan Pusat Statistik
Kabupaten Kebumen 2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar